1. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan menurut istilah adalah suatu usaha sadar yang
teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung
jawab untuk mempengaruhi anak mempunyai sifat-sifat dan tabi’at sesuai
cita-cita pendidikan.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Menurut
Hamka pendidikan adalah proses ta’lim dan menyampaikan sebuah misi (tarbiyah)
tertentu. Tarbiyah mengandung arti yang lebih komprehensif dalam
memaknai pendidikan terutama pendidikan Islam baik secara vertikal maupun
horizontal. Prosesnya merujuk pada pemeliharaan dan pengembangan seluruh
potensi (fitrah) peserta didik baik jasmaniah maupun rohaniah.
Menurut Ki
Hajar Dewantara pendidikan adalah proses pembudayaan yakni suatu usaha
memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak
hanya bersifat pemeliharan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan
kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.
2.
2. Pengeetian
Agama
agama menurut Ensiklopedia Indonesia
diuraikan sebagai berikut: “Agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya
yang suci: manusia itu insaf, bahwa ada sesuatu kekuasaan yang memungkinkan dan
melebihi segala yang ada.[1]
Sehingga dengan
demikian manusia mengikuti norma-norma yang ada dalam agama, baik tata aturan
kehidupan maupun tata aturan agama itu sendiri. Sehingga [2]dengan
adanya agama kehidupan manusia menjadi teratur, tentram dan bermakna. Sedangkan
agama (wahyu) adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada para
rasulNya, kepada kitab-kitabNya untuk disebarkan kepada segenap umat manusia.
3. 3. Hubungan
Pendidikan dengan Agama
Agama menyiapkan norma hidup yang komprehensif yang melandasi tujuan
pendidikan. Norma ini bersifat stabil karena berpangkal pada norma absolut,
berasal dari Allah Swt. yang secara berangsur disadari manusia dalam lingkup
waktu dan tempat (Ashraf, dalam Al-Attas 1978:xii). Agamalah yang menyiapkan
dan melahirkan tujuan pendidikan yang sangat bermakna, sebab tujuann tersebut
diwahyukan kepada Rasul yang berpangkal pada tujuan diciptakannya manusia.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan Agama. Bahkan Agama
merupakan landasan terpenting bagi pendidikan. Ilmu pendidikan berlandaskan
agama mengandung makna bahwa agama itu menjadi sumber inspirasi untuk menyusun
ilmu untuk menyusun ilmu atau konsep-konsep pendidikan dan melaksanakan
pendidikan. Teori pendidikan Islam berangkat dari al-Qur’an dan As-Sunnah,
sehingga ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah Rasul itu dijadikan landasan dalam
keseluruhan sistem pendidikan.
4. Agama Menjadi Landasan Perumusan Tujuan
Pada Pendidikan
Agama memberikan landasan pemikiran
berkenaan dengan manusia, siapa dirinya, dari mana asalnya, mau kemana dirinya,
dan apa yang seyogianya diperbuat manusia dalam kehidupan di dunia ini. Atas
landasan itu para pakar pendidikan dapat menyusun dasar dan tujuan pendidikan
yang utuh, konprehensif dan mendalam. Rumusan tujuan itu dijabarkan menjadi
tujuan yang lebih khusus lagi dan dapat memilih materi yang lebih cocok dengan
tujuan itu. Kontribusi dalam temuan berbagai ilmu, psokologi, sosiologi, sains
dan ilmu lain dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan itu. Agama mengatur seluruh aspek kehidupan pemeluknya sebagai
individu, anggota masyarakat serta lingkungannya. Agama merupakan penghambaan
manusia terhadap Tuhannya. Agama bersifat dogmatis, otoriter serta imperatif
sehingga setiap pemeluknya harus mentaati
aturan, nilai serta norma yang ada di dalammnya. Aturan-aturan tersebut
bersifat mengikat dan berfungsi sebagai pedoman bagi pemeluknya untuk mencapai
kebahagian yang diidamkannya. Bila aturan tersebut dilanggar maka dampaknya bukan
hanya pada individual saja tetapi juga lingkungan sekitar.
Bila berbicara
tentang agama maka tidak akan pernah lepas dari pendidikan. Agama selalu bersifat pendidikan karena di
dalamnya ada transfer ilmu dan pengetahuan yang bersifat dogmatis. Lain halnya
bila berbicara tentang pendidikan maka tidak selalu berkaitan dengan agama.
Namun dalam proses pendidikan maka pendidikan harus sejalan dengan agama dan
saling melengkapi sehingga output yang dihasilkan oleh pendidikan bersifat
syamil/menyeluruh/paripurna. Hal ini sesuai dengan Visi Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2025 yaitu
menghasilkan insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (insan kamil/insan
paripurna). Yang dimaksud dengan insan Indonesia Cerdas adalah cerda[3]s
komprehensif yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas
intelektual dan cerdas kinestetis. [4]Landasan
Agama pada pendidikan memberi perspektif filosofis yang seyogyanya merupakan
“kacamata” yang dikenakan dalam memandang menyikapi serta melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu maka ia harus dibentuk bukan hanya mempelajari
tentang agama, sejarah dan teori pendidikan, psikologi, sosiologi,[5]
antropologi atau disiplin ilmu lainnya, akan tetapi dengan memadukan
konsep-konsep, prinsip-prinsip serta pendekatan-pendekatannya kepada kerangka
konseptual kependidikan.
Akhirnya, sebagai tenaga professional guru dan tenaga
kependidikan harus memperoleh persiapan pra-jabatan guru dan tenaga
kependidikan harus dilandasi oleh seperangkat asumsi filosofis yang pada
hakekatnya merupakan penjabaran dari konsep yang lebih tepat daripada landasan
ilmiah pendidikan dan ilmu pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan Agama, Sehingga
Agama dijadikan sebagai sutu landasan perumusan pendidikan, dan pendidikan
agama mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan moral anak didik. Oleh karena
itu orang tua/pendidik haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pdidikan agama hendaklah diberikan kepada anak sedini mungkin, ajarilah dari hal-hal yang kecil sesuai dengan tuntunan agama.
- Pelajaran pendidikan agama bukan merupakan science semata, melainkan ilmu amaliah tercakup di dalamnya.
- Anak cenderung mengikuti apa yang dilihatnya dari orang dewasa oleh karena itu hendaknya orang-orang tua membiasakan berprilaku keseharian dengan akhlakul karimah, baik perkataan maupun perbuatan.
Pendidilkan
yang idealnya dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahtraan serta berupaya
merekontruksi suatu peradaban adalah salah satu kebutuhan asasi yang dibutuhkan
oleh setiap manusia. Hal ini juga yang merupakan pekerjaan wajib yang harus
diemban oleh negara agar dapat membentuk masyarakat yang memiliki pemahaman dan
kemampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi kehidupan yang selaras dengan
fitrahnya serta mampu mengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik dari setiap
masa ke masa. Kesemuanya itu tidak luput dari peran ilmu agama sebagai
pembentuk karakteristik dan mental peserta didik yang berbudi lihur. Sehingga
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan-teknologi, aspek-aspek teknologi
(hasil-hasil teknologi) dan kemajuan-kemajuan lainnya merupakan sesuatu yang
harus disadari oleh peserta didik sebagi kebutuhan dan kewajiban yang harus
selslu dilaksanakan dalam menjaga keharmonisan kehidupan.
Pembentukan
karakter dan mental merupakan bagian penting dari proses. agama yang menjadi
sistem kontrol dalam pembentukan karakter dan mental peserta didik hanya
ditempatkan pada posisi yang minimal, dan tidak menjadi landasan dari seluruh
aspek. Padahal
agama sangat dibutuhkan dalam penyusunan kurikulum, demi terwujudnya suasana
belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan diri
untuk bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penerapan pendidikan sekuler
materialistik melahirkan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Kondisi
kualitas sumber daya manusia yang rendah ini memperburuk kehidupan
bermasyarakat. Memang dengan pendidikan sekarang masih melahirkan generasi yang
ahli dalam pengetahuan sains dan teknologi, namun ini bukan merupakan prestasi,
karena pendidikan seharusnya menghasilkan generasi dengan kepribadian yang
unggul dan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan yang mampu bersikap luhur dari
masa-kemasa. Atas dasar itulah kiranya agama menjadi suatu keharusan untuk
dijadikan landasan dari tujuan
pendidikan.[7]
0 comments:
Post a Comment