PENGERTIAN
TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DAN KRITIK BUKU PROPHETIC EDUCATION
Nama
: Makmun Murod Efendi Zarkasi
NIM : 102338048
Jurusan/Prodi
: Tarbiyah/PAI NR A
Mata
Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen
Pengampu : Dr. H. Moh. Roqib, M. Ag
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
(STAIN)
PURWOKERTO 2012
PENGERTIAN
TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan Pendidikan islam
tidaklah selalu paten di sepanjang periode perkembangan islam. Pada abad
pertama hijriah tujuan pendidikan islam berbeda dengan tujuan pendidikan
pada abad ke 4H. oleh karena itu kita lihat bahwa tujuan dan sasaran
pendidikan islam itu mengalami perkembangan pada abad-abad berikutnya. Pada
hakikatnya tujuan pendidikan islam itu selama-lamanya bersumber dari aliran rasionalisme
dan keagamaan, yang diikuti para pendidik muslim. Akibatnya pendirian
atau pandangan mereka serta tujuan-tujuan pendidikan yang mereka ikuti dalam
pengajaran dan pendidikan saling berbeda menurut aliran paham masing-masing.
Saint Thomas Aquinas (1225 –
1273 M) pernah menyatakan bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan islam dan tujuan
hidup adalah merealisasikan kebahagiaan dengan cara menanamkan keutamaan akal
dan akhlak. Kumudian john locke memperkuat pentingnya pendidikan akhlak.
Katanya : “ sesungguhnya keutamaan itu adalah sesuatu yang paling wajib kita
jadikan tujuan pendidikan”. Sedangkan Jeane Jaque Rousseau mengajak kepada
kehidupan yang alamiah dan menganjurkan agar pendidikan berbuat untuk
menyenangkan dan menghormati kegemaran anak-anak, di samping itu dalam waktu
bersamaan ia mengajak agar memberikan kebebasan anak untuk bertumbuh sesuai
tabi’atnya.
Hegel (1770-1831M) berpendapat
bahwa sebaiknya pendidikan ini berusaha untuk mendorong perkembangan jiwa
kelompok dan menghindari perbuatan yang membawa kepada dorongan
kebendaan(materialism). Pendapat ini didukung oleh hebart (1276-1841M) dengan
pendapatnya:”sesungguhnya prinsip dorongan kebendaan ini didasarkan atas
analisa yang salah terhadap watak asli manusia. Kemudian ia mendukung pendapat
yang menyatakan bahwa:”tujuan pendidikan sangay berkaitan dengan pengaruh
lingkungan sekitar.
[1]
Menurut al Syaibani, tujuan
pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup
perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku
jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di
dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat,
mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat,
perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan
pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan
sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan
islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan
akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan
islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi
:
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani
kepentingan masyarakat islam.
Pada dasarnya Tujuan pendidikan Islam
tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan
pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai
kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat. Dalam kontek sosiologi pribadi
yang bertakwa menjadi rohmatan lil’alamin, baik dalam skala kecil maupun besar.
Tujuan hidup dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhirat
pendidikan Islam.
Tujuan khusus yang spesifik
menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam. Sifat lebih
praxis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak sekedar idealisasi
ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Tujuan pendidikan secara umum
dirumuskan tujuan pendidikan itu diambil dari pandangan hidup ( philosophy of
line) yaitu bentuk manusia sempurna (insan kamil) menurut Islam,
dengan sosok figur Nabi Muhammad SAW. Tujuan pendidikan tersebut meliputi
jasmaniyah, rohaniyah dan mental atau dengan kata lain tujuan tersebut
dapat diklasifikasikan pada tiga wilayah fisik-mental, rohani-spiritual dan
mental-emosional. Ketiga-tiganya harus menuju ke arah kesempurnaan.
Menurut buku Prophetic Education,
tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk akhlak mulia, persiapan
kehidupan dunia-akhirat, persiapan untuk mencari rizky, menumbuhkan semangat
ilmiah dan persiapan profesionalismesubjek didik (hal
122). Tujuan yang telah terinci tersebut harus dijadikan orientasi
secara utuh dan terpadu.
Semua konsep tujuan pendidikan
tersebut secara praktis bisa dikembangkan dan diaplikasikan sebagai lembaga
yang mampu mengintegrasikan, menyeimbangkan dan mengembangkan kesemuanya dalam
sebuah institusi yang tidak terlepas dari masjid yang menjadi pustakanya.
Dengan pemaparan definisi pendidikan
islam di atas dapat disimpulkan bahwa definisi pendidikan islam adalah proses
pembentukan kepribadian manusia kepribadian islam yang luhur. Bahwa pendidikan
islam bertujuan untuk menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut
islam, yakni beribadah kepada Allah swt. Diharapkan dengan pemahaman hakikat
pendidikan islam ini. Member motivasi agar manusia khususnya muslim selalu
mencari ilmu hingga akhir hayat.
Kritik buku Prophetic Education
Pendidikan
adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan,pemahaman,dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan.Islam sebagai agama yang sangat menganjurkan pada umatnya untuk
mencari ilmu,tentunya memiliki aturan tersendiri dalam pendidikan yaitu
pendidikan yang sesuai dengan yang pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad.
Hal
inilah yang oleh Dr.Moh.Roqib,M.Ag.menjadi bahasan dalam bukunya yang berjudul “PROPHETIC
EDUCATION” yaitu sebuah buku yang cukup bagus untuk dijadikan rujukan oleh
calon-calon pendidik atau untuk dijadikan koleksi perpustakaan pembaca pada
umumnya.Saya sendiri sebagai mahasiswanya sangat tertarik dengan ulasan-ulasan
beliau tentang pendidikan yang ditulis dalam buku ini.
Beliau
sebagai dosen dan sekaligus penulis yang cukup produktif dengan menghasilkan
karya-karya yang ikut memberikan sumbangsihnya dalam dunia pendidikan di
Indonesia terutama pendidikan yang bernafaskan islam.Dalam buku yang diberi
judul “PROPHETIC EDUACATION” beliau mengangkat tulisan yang jarang sekali
ditulis oleh penulis-penulis lain,yaitu sebuah buku yang merupakan hasil
penelitian beliau tentang bagaimana konsep filsafat dan budaya profetik
dikonstektualisasikan dalam dunia pendidikan. Dimana beliau mencoba menggali
dari pendidikan yang pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada para
sahabat,selain itu beliau juga terinspirasi oleh karya-karya Ahmad Tohari.
Makna
Filsafat dan budaya profetik jika dikonstektualisasikan dalam pendidikan
dibahas secara runtut, mulai dari : tujuan pendidikan profetik, materi
pembelajaraan, metode dan strategi pembelajaran profetik, peserta didik dan
pendidik profetik, evaluasi pendidikan profetik hingga lembaga pendidikan
profetik. Bahasa tutur yang ringan menjadi nilai plus tersendiri pada buku ini.
Sehingga semua kalangan dengan mudahmemahami materi yang disampaikan.
Pembahasan
pemikiran salah satu tokoh pada paradigma profetik yang disuguhkan menjadikan
penambahan kosa kata yang pada akhirnya membuat pembaca sedikit enggan karena
menjadikan demikian banyak halaman yang pastinya membutuhkan waktu lama untuk
membacanya. Kedetailannya dalam menuliskan pembahasan pendukung lebih domonan
sehingga terkesan seperti penelitian karya sastra tokoh tertentu.
Banyaknya catatan kaki pada buku Prophetic Education membuat buku ini menjadi
terkesan bukan pemikiran murni si penulis.
Pada
buku Prophetic Education didalamnya terdapat penjelasan tentang format baru pendidikan
yang lebih konperhensif dengan mendidik manusia yang tidak terpisah dari Tuhan
dan alam sebagai paradigmanya. Bukan sekedar gagasan tapi merupakan potret
pendidikan ideal dimasa depan. Lihat pada halaman 49, disitu terdapat cara
pengajaran atau mendidik peserta didik yang mangkiaskan pada cara Nabi untuk menyampaikan tugas-Nya, sehingga
lagi-lagi membuat nilai plus pada buku ini. Menurut saya emang bagus, tentang
bagaimana cara kita untuk menjadi seorang pendidik jika kita
mengambil/mencontoh bagaimana seorang Nabi mengerjakan tugasnya. Seperti yang
disampaikan pada kegiatan training ESQ kemarin dengan pembicara pak Sony
(15/3/12). Beliau menjelaskan cara mendidik seperti itu dan beliau juga
mengatakan bahwa kalo anda ingin menjadi seorang pendidik, maka anda harus
mendidik pesrta didik layaknya seorang Ibu mendidik anaknya. Karena seorang Ibu
tanpa pamrih untuk mendidik anaknaya supaya lebih baik, dan seorang Ibu tidak
bosan-bosan untuk menegur, memberi nasihat/pengajaran pada anaknya apabila ia
berbuat kesalahan. Dari sikap seorang Ibu kita bisa mengambil bahwa seorang
pengajar harus selalu memberikan pengajaran, dukungan dan memberikan motivasi
kepada peserta didik yang kurang mampu/kurang cepat untuk menerima palajaran
yang disampaikan oleh pengajar, supaya peserta didik berubah menjadi peserta
yang lebih pintar dan baik. Beliau juga berpesan jangan sekali-kali berbuat
kekerasan pada peserta didik apabila pesrta didik membuat kita kesal.